bawa aku kembali dimana hatiku sudah terpatri |
Bajo 24 Maret
2018
PHP Cuma 5 Menit
dorm |
“udah bangun
cynt?” (mungkin dia lelah misscall).
“Bang Anto, aku
baru bangun, tunggu yaa jangan jalan dulu. Mau mandi ama packing dulu”
“ok, jangan
lama-lama, yang lain udah ngumpul”
“OK”
Kelar mandi dan make up, aku disambut lagi sama selebgram ganteng Kak Rizal, bisa bayangin ga sih kamu sarapan di temenin orang ganteng, charming, berkharisma?? uwuuuu.
“kak, jangan
pergi dulu, foto yuk”
“haha iyaa iyaaa”
“thanks kak, see you when i see you again, siapa tahu
aku bisa nyusul kaka jadi selebgram”
“aamiin pasti
bisa kok”
After breakfast, aku balik lagi ke bed dan packing barangku
yang seabrek itu. Aku kurang jago packing
gengs, buat packing sendiri aja aku
butuh 30 menit itupun bongkar pasang. Tiba-tiba ada telpon dari Bang Anto
“udah kelar
belum? Buruan ini udah 7.45 anak-anak udah pada ngumpul”
“5 menit ok 5
menit”
Buru-buru aku
selesein packing dan foto sama staff hotel, Bang Anto nge-WA
staff hostel |
“5 menitnya
dikali berapa cynt?
“iyaa iyaa ini otw”
Karena hostel
kita tetanggaan Cuma 5 langkah (ahelah kaya lagu pacar 5 langkah), dia
senyum-senyum bete gitu dan hal yang pertama kali dia komen adalah
“5 menitnya
dikali 5 yaa cynt?”
“maaf abang
hehehe”
Dan aku melongo
ngelihat bang Anto Cuma bawa 1 daypack
itupun di dalamnya ada drone, kamera mirrorless, gopro, fin, snorkel, baju,
gileeeee. Sedangkan aku, cant you imagine,
badan bogel kaya aku bawa daypack 35
liter full terus jaket gunung ku
selipin di pinggang, kanan bawa tas bulu, kiri bawa tentengan indomaret (ini
aku bawa dari Jakarta karena di Bajo ga ada Indomaret atau Alfamart). Sumpah
tante rempong, kayanya aku harus belajar packing
deh.
20 menit jalan
kaki dari hostel ke pelabuhan dengan cuaca terik dan bawaan rempong bikin aku
keringetan sebelum sailing (dan kita
orang terkahir yang sampe). Dari 30 orang itu dibagi menjadi 2 kapal, aku sama
Bang Anto masuk ke rombongan kapal 20, misah dari squad Rangko yang di kapal
10. Huhuhu. But its okay still I cant
wait for sailing.
Sang Phinisi yang Berlayar Pertama Kali
Pertama kali
menginjakkan kaki di kapal, aku sentuh body
kapalnya. Hmmm catnya masih terasa basah dan bau menyengat.
Desain interior kapalnya mewah, piring dan gelasnya dari porselen mahal. Dalam 1 kamar muat untuk 4 orang ada AC dan 2 bed tingkat dilengkapi handuk dan selimut. Toiletnya ada 2 dan itu bagus banget.
ABK nya ramah dan sigap membantu. Ada mama yang memasak buat kita selama sailing.
Yaa betapa beruntungnya kami bisa mencoba kapal phinisi yang baru 99%
jadi dan berlayar pertama kali bersama Backpacker Jakarta.
Ketika phinisi itu melaju aku berdoa dalam hati “yaa tuhan, ijinkan aku kembali kesini lagi”. Tak berapa lama, phinisi kami berlabuh di destinasi pertama.
Desain interior kapalnya mewah, piring dan gelasnya dari porselen mahal. Dalam 1 kamar muat untuk 4 orang ada AC dan 2 bed tingkat dilengkapi handuk dan selimut. Toiletnya ada 2 dan itu bagus banget.
ABK nya ramah dan sigap membantu. Ada mama yang memasak buat kita selama sailing.
Lenje di Pulau Kelor
Gengs serius, aku
ga bermaksud buat lenje, aku ini strong
dan aku woman, jadi aku strong woman.
Tapi gatau kenapa pas kemarin bener-bener lenje banget.
Jadi gini, kalau kalian sailing, phinisi itu selalu narik boat kecil. Gunanya ketika phinisi itu berlabuh dan lempar jangkar di tengah laut, boat kecil itu akan ngangkut kalian dari phinisi ke bibir pantai. Nah begitu sampai, anak-anak pada rempong gitu ngeliatin aku mau turun dari boat dengan gaya lenje (mungkin mereka belum terbiasa sama gayaku). Terus kita trekking ke puncak Kelor biar dapat view dari atas.
Nah salahku disini adalah aku pakai sandal jepit, sedangkan kondisi bukitnya itu licin berdebu banyak batu dan itu sakit banget nembus sandalku yang tipis. Untungnya selama trekking aku ditemenin Bang Biru Dongker dan Bang Galih. Ngos-ngosan dan kepeleset berkali-kali ga mengurungkan niatku foto di atas puncak Kelor.
Jadi gini, kalau kalian sailing, phinisi itu selalu narik boat kecil. Gunanya ketika phinisi itu berlabuh dan lempar jangkar di tengah laut, boat kecil itu akan ngangkut kalian dari phinisi ke bibir pantai. Nah begitu sampai, anak-anak pada rempong gitu ngeliatin aku mau turun dari boat dengan gaya lenje (mungkin mereka belum terbiasa sama gayaku). Terus kita trekking ke puncak Kelor biar dapat view dari atas.
Nah salahku disini adalah aku pakai sandal jepit, sedangkan kondisi bukitnya itu licin berdebu banyak batu dan itu sakit banget nembus sandalku yang tipis. Untungnya selama trekking aku ditemenin Bang Biru Dongker dan Bang Galih. Ngos-ngosan dan kepeleset berkali-kali ga mengurungkan niatku foto di atas puncak Kelor.
babang. meskipun kamu menghitam kamu tetap tamvan @galihdaniel |
squd kapal goyang lagiii |
pose julit sama yang terjulit @bellewarman |
Cekrekan Manja di Manjarite
mba wulan |
babang gilang @gilaaangpj yang selalu ada di setiap kamera orang |
gendats |
imi juga bang Guntae @aly.guntar eksis dimana mana |
“kamu ga turun?’
“engga ah panas”
“yaudah aku
turun”
Bener-bener yaa
itu orang, yang lain baru prepare, dia udah nyebur duluan. Byuurrrrr. Karena
dibujuk dan mupeng nyemplung, akhirnya aku nyemplung juga (tapi pakai life vest) dan di buddy-in sama Bang Anto.
Nah berhubung aku renangnya Cuma kecipakan
doang, jadi aku pengen ke dermaganya aja. Pas aku mau naik tangga ke dermaga,
karangnya tajam gitu jadi baru sadar ternyata kaki aku berdarah. Meski kaki
terluka tetep harus foto-foto lalala. Karena hari sudah mulai siang kami sudahi
main airnya dan balik ke kapal.
manja bareng Babang Zen @z555mtq |
hijab konvensional ahelah |
squad kapal goyang |
Tak Ingin Bangun dari Mimpi
Balik ke kapal,
aku mandi dan beberes lalu kumpul buat makan siang. Semua khidmat menikmati
masakan mama yang sudah di siapkan untuk makan siang di kapal.
Setelah selesai makan, kami berkumpul dan bercanda. Lama kelamaan, cuaca terik saat itu ditambah sepoi-sepoi angin laut yang bertiup, membuat aku yang kekenyangan ini mengantuk. Kurapatkan jaketku, dengan mudahnya mataku terperjam, dan tanpa sadar aku tertidur pulas bersandar di bahunya. Aarrrggghh rasanya aku tak ingin bangun dari mimpi.
Setelah selesai makan, kami berkumpul dan bercanda. Lama kelamaan, cuaca terik saat itu ditambah sepoi-sepoi angin laut yang bertiup, membuat aku yang kekenyangan ini mengantuk. Kurapatkan jaketku, dengan mudahnya mataku terperjam, dan tanpa sadar aku tertidur pulas bersandar di bahunya. Aarrrggghh rasanya aku tak ingin bangun dari mimpi.
Tak berapa lama aku pun terbangun, mataku langsung tertuju pada keindahan pulau-pulau warna kekuningan dikelilingi laut yang berwarna biru. Kulihat dari kejauhan, ombak dan arus laut samar-samar membuat pusaran kecil, menghantam gelombang arus yang lain dan membuat kapal kita sedikit oleng. Yaa ini pertama kalinya aku melihat fenomena pertemuan arus. Tuhan, sekali lagi kumohon padamu, ijinkan aku menginjakkan kaki lagi disini. Kata-kata saja ga cukup mewakili keindahan permata di Indonesia Timur ini.
Senja yang Kunanti
nonggeng style ala @kikikiboo |
koko yang ga menghitam @rickyzhang |
kaka heitssss @yenni_0191 |
aimisyuuu kaka @wimdayanuarica |
i called it moment to remember |
Sekitar 30 mnit kemudian, kapal 10 tiba dan kami bersiap untuk menyebrang ke Pulau Padar mengejar sunset.
Akhirnyaaaa aku bisa menginjakkan kaki di pulau eksotis ini. FYI gengs, di Pulau Padar sinyal full. Jadi dari awal trekking aku live instagram dan butuh waktu 20 menit untuk trekkingnya.
senyuman manja di dermaga padar |
live dan ga ke save kan bloon namanya |
kalo nanti aku kurus aku pengen foto kaya aul @aulazhari ama belle @bellewarman |
Setelah menikmati sunset, kami pun turun sebelum matahari benar-benar tenggelam. Berangkat nanjak sendirian, turunnya ditemani Bang Anto, Bang Zen, Bang Ono, dan Bang Tegar.
Hanya mengandalkan sinar dari senter hp kami menuruni puncak Padar dan kembali ke dermaga untuk menyebrang lagi ke kapal.
Kisah Kapal 30 yang Masa Bodo
Yaa kalian tahu
kan kapal kami Cuma 2, kapal 10 dan kapal 20. Setelah kembali ke kapal 20, aku
kangen sama kapal 10. Alhasil aku lompat ke kapal 10 dan makan malam bareng
kapal 10. Akhirnya Bang Anto ikutan ngumpul di kapal 10. Jadilah kita berdua squad kapal 30. Barang-barang kita
dikapal 20 tapi kitanya di kapal 10. Maaruuukkk hahaha. Oh iya kalian juga
masih inget kan sebelum berangkat sailing
aku cerita di part 1 kalau aku sakit
batuk, pilek dan masuk angin. Yang kubutuhkan saat itu adalah kerokan. Udah itu
aja. Seharian sailing aku udah
ngabisin 3 tolak angindan ga mempan. I
need kerokan please. Dan di kapal 10 cewek-ceweknya ga bisa ngerokin aku.
Terus tiba-tiba Candra bilang
“teh, aku bisa
ngerokin teh, tapi teteh gapapa aku kerokin?”
“yaudah gapapa
Candra, teteh dari kemaren nyampe Bajo emang pengen kerokan, kemaren mau di
kerokin Omed juga bingung mau kerokan dimana”.
“oh yaudah teh
kalo gitu aku kerokin yaa, tapi nanti gantian kerokin aku”.
“ok”
Bodo amat dah,
badanku udah ga enak banget. Saking bodo amatnya aku dikerokin Candra di depan
anak-anak kapal 10 dan aku ga sadar sama sekali di belakangku ada ABK (karena
kita duduk di open deck belakang
nahkoda). Gebleekkkk jangan ditiru, mana waktu dikerokin sendawa mulu, emang
aku rada-rada stress gengs. Udah selesai kerokan, udah kerokin Candra juga,
badan udah lumayan enak, akhirnya aku ke deck atas kapal pengen ngeliat
bintang.
Dancing Under the Star
Ada kalanya kita
harus jauh dari kata millenial, tanpa sinyal, lalu bersatu dengan alam. Setiap
perjalanaku kembali ke alam, salah satu yang kucari adalah pemandangan malam
bertabur bintang. Ku duduk di lazy bag
di deck kapal 10 bernama Padaidi yang
dalam bahasa bugis berarti “keluarga”. Yaaa aku menemukan keluarga baru di perjalanan
ke Flores kali ini. Keluarga gila, gokil, kocak, apa adanya, dan peduli satu
sama lain. Meski mulutnya pada jehong semua, tapi mereka sayang sama aku. Betapa
bahagianya diriku.
Angin berhembus
lumayan kencang, kurapatkan jaketku, dan tiba-tiba aku jauh masuk ke alam bawah
sadar. Tertidurku dibawah naungan bintang. Aargghhh rasanya aku tak mau bangun dari
mimpi indah ku di Flores.
Tak berapa lama,
aku tersentak dan terbangun dari tidur.
“loh sejak kapan
kamu disini?”, kataku kepada dia yang tiba-tiba ada di samping kakiku.
“barusan aja”
“ngapain?”
“nungguin kamu, abis
kamu sendirian sih, yaudah aku tungguin aja sama liatin kamu tidur”
“ooohhh”
Hening sejenak,
kami sibuk dalam lamunan masing-masing sambil memandangi bintang. Kemudian dia
memutar lagu di playlist hp nya. Suasana
malam itu jadi semakin syahdu. Aku coba buka obrolan dengannya tentang mimpi,
tentang keluarga, tentang kehidupan pribadi, dan tentang kisah kita bisa sampai
disini. Malam itu kami terbawa perasaan dan terhanyut dalam mimpi.
“kamu mau tau ga
mimpi gilaku yang lain”
“apa?”
“kamu mau bantuin
aku ga wujudinnya kalau aku kasih tau mimpiku ke kamu?”
Pada saat itu
tiba-tiba playlist di hp nya memainkan
lagu Perfect – Ed Sheeran feat
Beyonce
I found a love for me
Darling just dive right in and follow my lead
Well I found a girl beautiful and sweet
I never knew you were the someone waiting for me
“aku pengen dansa
di bawah taburan bintang”
Ku tarik
tangannya sampai di tengah deck, dan sambil senyum malu-malu dia melangkahkan
kaki mengikuti.
“aku ga bisa dansa
loh”
“yuadah dansa
ala-ala aja, aku juga ga bisa dansa kok”
Baby I’m dancing in the dark
With you between my arms
Barefoot on the grass
Listening to our favorite song
When you say you looked a mess
I whispered underneath my breath
But you heard it
Darling you look perfect tonght
Dia melingkarkan
tangannya ke pinggangku, dan kulingkarkan lenganku ke bahunya. Sambil melangkah
maju mundur tak pasti, kami berdansa dan terus berdansa ala-ala. Flores kala
itu romantis sekali. Sampai kami lupa kalau dunia bukan hanya milik kita.
“lu pada ngapain,
berisik amat?” kata Bang Ono sambil mengintip ke atas deck kapal sambil lalu.
Hahahaha kami tertawa dan kami baru sadar sudah tengah malam, saatnya kami beristirahat.
Hahahaha kami tertawa dan kami baru sadar sudah tengah malam, saatnya kami beristirahat.
“Terima kasih sudah
membantu aku mewujudkan mimpi gilakuu”
“akupun juga semakin
gila karena mengenalmu”
Masuk ke Kandang Ular Berbisa
Aku kembali ke
kapal 20, aku masuk ke kamarku dan itu panas banget, AC nya ga berasa sama
sekali.
“cyn, kamu mau
tidur dimana?” kata kak Vindia
“gatau kak,
disini 3 orang aja panas banget, apalagi kalau ditambah aku”
“terus kamu mau
tidur mana cynt?”
“aku coba cari
lapak dulu deh kak. Kaka lanjut bobo gih”
“ok”
Duh semua kamar
di kapal 20 udah pada penuh, yaudah deh ngungsi ke kapal 10, aku coba tidur di
kursi tapi anginnya kenceng. Daripada masuk angin lagi akhirnya aku masuk ke
kamar kasur tingkat isinya Cuma 1 orang dan u ngorok tanpa jeda, ampun astagaaa.
Dengan terpaksa dan berat hati akhirnya aku masuk dan tidur di kandang ular berbisa.
Ngggoookkkk ngooookkkkkk ssssttttt sshhhhhh sepanjang malam ga ada jeda. Ohmaygat
ga bisa tidur nih kaya begini, akhirmya aku pindah ke kamar sebelah. Bunk bed atas ada Aul, bunk bed bawah Bang Zen. Hhmmm berhubung
Bang Zen tidur di pojokan dekat tembok, yaudah deh aku tidur samping Bang Zen.
Anjrit mana AC dingin banget lagi, yang penting tidur deh dibungkus ama jaket. Setidaknya
aku ga tidur di kamar ular berbisa. Ketika tidurku semakin pulas aku kaget
tiba-tiba ada yang nowel pipiku.
“ini siapa sih?”
sambil nowel pipiku
“apaan sih bang?”
“oooohhh eluuuuu,
ngapain lu disini?” kata Bang Zen
“gue ga dapet
lapak bobo, yaudah gue tidur sini deh”
“gue kira siapa, kalo cowo kok rambutnya panjang, kalo cewe kok badannya gede kaya cowo, yaudah bangun
gih cyn, kita mau sunrise an di padar”
“ok” (dalam hati kamvred anda Bang Zen hahaha)
Dan begitulah
kisahkuuu wkwkwk lanjut ke Part 4 yaa gengs jangan bosen-bosen.
2 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAsyik catatan perjalanannya, Mbak. Labuan Bajo memang bikin selalu kangen balik ke sana.
BalasHapusO ya, ini kunjungan perdana saya ke blog-nya Tante Julit hehehe
Kita sama-sama ikutan workshop SEO lalalaway.com kemarin
Salam kenal, https://jelajahlangkah.wordpress.com/