Dear mami onlineku
Seperti tahun sebelumnya, kali ini mami mau mengikuti lomba
blog SATU INDONESIA AWARDS 2023. Oh iya, yang penasaran tulisan mami tentang
Penerima Apresiasi SATU INDONESIA AWARDS 2022 boleh klik disini yaa . Berkat
mami menulis tentang beliau, mami jadi mengetahui ada wisata di Sidoarjo
bernama Kampung Lali Gadget yang di inisiasi oleh beliau agar anak anak sejenak
meninggalkan gadget dan bermain menyatu dengan alam. Bermain lumpur atau
permainan tradisional lainnya. Selain agar anak terdistraksi dari kecanduan
gadget, Kampung Lali Gadget juga turut melestarikan permainan tradisional.
Sangat menginspirasi sekali yaaa.
Nah kali ini, mami juga mau mengulik sedikit tentang
Penerima Apresiasi SATU INDONESIA AWARDS 2023. Masih dari daerah Jawa Timur,
karena kebetulan mami kan berasal dari Jawa Timur. Setelah mami sekilas baca
profil para Penerima Apresiasi SATU INDONESIA AWARDS 2023, mami menjatuhkan
pilihan kepada beliau yang sedikit banyak ingin mami perkenalkan ke anak anak
mami sedari dini. Beliau adalah Hendro Yulius Suryo Putro.
Siapa Hendro Yulius Suryo Putro ?
Beliau mengawali karir sebagai guru kemudian menjadi Kepala
Sekolah dan sekarang memiliki usaha di bidang Robotik yang bernama AWG Robotic
Course.
SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya
Bagi warga Surabaya, sudah tidak asing lagi mendengar SMP
Islam Al Azhar. Apalagi yang diunggulkan dari Al Azhar adalah adanya
ekstrakurikuler Robotik. Pantas saja banyak orang tua yang ingin menyekolahkan
anaknya disana. Apalagi dengan prestasi Robotik yang diraih SMP Islam Al Azhar
yang sudah mendunia. Tak heran banyak yang ingin menjadi salah satu lulusannya.
Tapi siapa sangka dibalik kesuksesan ekstrakurikuler Robotik SMP Islam Al Azhar
ada titik terendah dari sekolah tersebut yang ingin ditutup oleh yayasan karena
kekurangan murid.
Beliau adalah Hendro Yulius Suryo Putro yang menginisiasi
ekstrakurikuler Robotik yang menjadi salah satu unggulan ekstrakurikuler di SMP
Islam Al Azhar. Berawal dari kisah beliau menjadi guru Fisika di tahun 2007,
kelas VII berisi 6 orang, kelas VIII berisi 17 orang, dan kelas IX berisi 32 orang.
Dimana yayasan yang menaungi SMP Islam Al
Azhar pada saat itu ingin melakukan penutupan sekolah dikarenakan kekurangan
murid.
Pada tahun 2010, beliau diamanahkan jabatan sebagai wakil
kepala sekolah, tapi menurut beliau tidak ada perubahan signifikan untuk
penambahan muridnya. Sehingga beliau memikirkan diferensiasi agar orang tua
murid ingin mendaftarkan anaknya sekolah di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya.
Beliau terinspirasi ketika melihat ada event kompetisi Robotik
di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS). Beliau akhirnya membuat
ekstrakurikuler Robotik di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya dengan harapan orang
tua murid bisa melihat adanya diferensiasi dengan sekolah lain dan memilih
bersekolah di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya. Padahal saat itu beliau tidak
memiliki kemampuan robotik sama sekali, teknis ekstrakurikuler robotik nya pun
juga masi di awang awang, yang penting bagi beliau saat itu adalah sekolahnya
jangan sampai tutup dan bisa mendapatkan murid baru minimal 20 orang.
Awal Mula Ekstrakurikuler Robotik
Pak Hendro pada saat itu mencari trainer robotik dari ITS
dan akhirnya bekerja sama dengan Kak Isa. Kak Isa pun diberi target oleh Pak
Hendro agar menang, atau kalau tidak sekolah tempat Pak Hendro mengabdi akan
ditutup. Sehingga anak anak pun di bimbing oleh Kak Isa agar membuat karya
robotik, memgikuti event robotik, mengikuti perlombaan robotik, agar SMP Islam
Al Azhar 13 Surabaya bisa terdengar gaungnya di bidang robotika. Materi yang
diberikan ke anak anak pada saat itu adalah line follower dimana Pak Hendro menyaksikan
sendiri bagaimana semangat anak anak dalam mengikuti materi, menyolder sendiri,
merakit robot mereka sendiri. Tentu saja itu menjadi sebuah kebanggan sekaligus
kesenangan pada anak anak.
Event robotik pertama kali yang diikuti SMP Islam Al Azhar
13 Surabaya yaitu lomba robotik di UNAIR. Sayangnya pada saat itu belum menjadi
juara.
Kemudian beliau tidak patah semangat. Dan mendaftar lagi di
event robotik lain agar sekolahnya bisa menjadi juara dan unggul di bidang robotik
seperti yang beliau impikan.
Kemenangan Pertama
Berlatih, berlatih, dan terus berlatih untuk robotik adalah
keseharian anak – anak mengikuti ekstrakurikuler robotik. Setiap event
perlombaan pun di ikuti dengan semangat.
Sampai suatu ketika di tahun 2012 Pak Hendro mengikutkan tim
robotik SMP Islam Al Azhar di kompetisi ITS Expo dan berhasil meraih juara 1
tingkat nasional dalam pertandingan kompetisi Robot Cleaner atau robot pemungut
sampah.
Suatu kebanggan bagi murid, orang tua, sekolah, dan Pak
Hendro tentunya karena pada tahun 2012 tidak banyak sekolah dengan
ekstrakurikuler robotik, dan SMP Islam Al Azhar keluar sebagai pemenang.
Dari kemenangan pertama itulah membuka jalan Pak Hendro yang
lain untuk mendapat support dari pihak yayasan sekolah dan pada akhirnya
yayasan tidak jadi menutup SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya dikarenakan mulai
banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya bersekolah di SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya.
AWG Robotic Course
Berbekal ilmu robotik dan pengalaman perlombaan robotik,
akhirnya di tahun 2016 Pak Hendro mendirikan lembaga sekolah robot secara
independen bernama AWG Robotic Course.
AWG sendiri singkatan dari Adicita Wiraya Guna. Robot yang sudah
dibuat diantaranya; Robot X-Line, Robot Gathering, Robot Transporter, Robot Pemadam
Api dan Robot Rescue.
Terinspirasi dari robot-robot asal Korea Selatan (Roborobo)
ia melakukan riset selama 1-2 tahun untuk mencari dan membuat komponen sejenis
sampai akhirnya ia berhasil membuat robot dengan komponen dan sparepart buatan sendiri.
Hasilnya di luar dugaan, robot yang dirakit lebih unggul dari robot Korea Selatan.
Ini terbukti dengan seringnya mereka meraih juara. Kini sekolah robotic Pak Hendro
membawahi 21 sekolah dari Surabaya, Solo, Pasuruan, Gresik, Palu hingga Sorong.
Total ada 389 anak tercatat menjadi murid AWG Robotic Course.
Harapan mami
Kisah Pak Hendro menginspirasi mami agar mengajarkan anak
tentang robotik sedari dini. Robotik bukan hanya soal merakit, tapi ada coding
dan pemrograman di dalamnya. Berhubung papi juga seorang programer dan menginginkan
anaknya meneruskan jejak karirnya, semoga suatu saat nanti Aa Rizwan bisa menjadi
salah satu murid berprestasi dari AWG Robotic Course dan pasti mami papi akan
bangga. Siapa tahu, aa rizwan pun bisa menjadi manfaat banyak orang dengan
mendirikan sekolah juga aamiin.
sumber artikel https://www.anggraenisepti.com/2020/12/robot-hendro-yulius-suryo.html?m=1
0 Komentar